INUYASHA
menceritakan seorang perempuan SMU di kota Tokyo yang bernama Kagome. Suatu dia mencari kucingnya Buyo yang tidak sengaja jatuh ke sumur, adiknya khawatir pada kucingnya tapi tidak bisa menolong untuk mencarinya karena takut. Saat itu Kagome disamping sumur itu dan tidak sengaja terjatuh. Dia bertemu dengan siluman yang berwujud wanita setengah badannya sebperti kelabang yang bernama Mukade Joro. Siluma itu muncul dari dalam Hone-kui no Ido atau Sumur pemakan tulang dan menyerangnya. Siluman itu ingin menyerang Kagome. Ternyata Kagome memiliki sebuah kristal 四魂の玉 Shikon no Tama. dan berkeinginan untuk merebutnya. Kagome termasuk ke masa Sengoku
atau Sengoku Jidai. Dia bingung dengan tempat yang sekarang dia pijaki disekitarnya
berubah menjadi hutan.
Dia mencari jalan untuk pulang dan menemukan pohon kerama dan disana dia melihat seorang laki-laki berambut putih perak, memiliki kuping yang mirip dengan kucing, dan dengan bajunya yang kuno.Dia bingung dan bertanya-tanya (penasaran) Kemudian mendekati laki-laki yang sedang diikat di pohon kramat itu. memegang kupingnya yang aneh, tiba-tiba
ia di serang oleh penduduk yang ada disana karena mengira Kagome adalah siluman yang menyamar.
Kagome akhirnya bertemu dengan seorang biarawati Shinto tua yang bernama Kaede. Menyadari bahwa Kagome adalah Kikyo yang dilahirkan kembali. Kikyo sendiri adalah kakak perempuan Kaede dan juga biarawati yang memiliki ilmu yang tinggi, yang sudah meninggal dan jasadnya dibakar dengan Shikon No Tama. Kaede mengisahkan kejadian lima puluh tahun yang menceritakan tentang seorang han'yo yaitu manusia setengah siluman yang ingin merampas Shikon No Tama dari Kikyo. Tapi, Kikyo berhasil menembakkan panahnya untuk menyegel Inuyasha dan membuat Inuyasha tertidur selama panah itu menancap ditubuhnya. Tapi, panah itu hanya bisa dicabut oleh orang yang memiliki kekuatan yang sama dengan Kikyo. Datanglah Kagome dari masa yang sekarang dan mencabut segel InuYasha
yang tertidur, karena siluman Mukade Joro muncul kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar